Kamis, 01 Desember 2011

BANJIR JAKARTA 2007

Banjir Jakarta 2007 adalah bencana banjir yang menghantam Jakarta dan sekitarnya sejak 1 Februari 2007  malam hari. Selain sistem drainase  yang buruk, banjir berawal dari hujan lebat yang berlangsung sejak sore hari tanggal 1 Februari hingga keesokan harinya tanggal 2 Februari, ditambah banyaknya volume air 13 sungai yang melintasi Jakarta yang berasal dari Bogor-Puncak-Cianjur, dan air laut yang sedang pasang, mengakibatkan hampir 60% wilayah DKI Jakarta terendam banjir dengan kedalaman mencapai hingga 5 meter di beberapa titik lokasi banjir.

Pantauan di 11 pos pengamatan hujan milik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) menunjukkan, hujan yang terjadi pada Jumat, 2 Februari, malam lalu mencapai rata-rata 235 mm, bahkan tertinggi di stasiun pengamat Pondok Betung mencapai 340 mm. Hujan rata-rata di Jakarta yang mencapai 235 mm itu sebanding dengan periode ulang hujan 100 tahun dengan probabilitas kejadiannya 20 persen.

Banjir 2007 ini lebih luas dan lebih banyak memakan korban manusia dibandingkan bencana serupa yang melanda pada tahun 2002 dan 1996. Sedikitnya 80 orang dinyatakan tewas selama 10 hari karena terseret arus, tersengat listrik, atau sakit. Kerugian material akibat matinya perputaran bisnis mencapai triliunan rupiah, diperkirakan 4,3 triliun rupiah. Warga yang mengungsi mencapai 320.000 orang hingga 7 Februari 2007.

Indonesia Ranking Ketiga Dunia Rawan Bencana Banjir

Indonesia Ranking Ketiga Dunia Rawan Bencana Banjir


Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang paling rawan dan paling sering dilanda bencana banjir, setelah India dan China. Hal tersebut dikemukakan peneliti Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, Dr. Muh. Aris Marfai, M.Sc., Selasa (29/12), dalam Seminar Hasil Kegiatan Pengurangan Risiko Bencana. Seminar yang merupakan hasil kerja sama PSBA UGM dan Departemen Sosial (Depsos) RI berlangsung di Hotel Brongto, Yogyakarta.
Menurut Marfai, banjir di India dan China disebabkan meluapnya air dari sungai dan laut, sedangkan di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh air sungai. Kendati demikian, ia memprediksikan banjir dari meluapnya air laut akan melanda Indonesia di masa mendatang seiring dengan adanya perubahan iklim global. “Banjir laut sekarang sudah mulai melanda Semarang dan Jakarta,” ujarnya.
Staf pengajar Fakultas Geografi UGM ini menambahkan sering munculnya bencana banjir di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain, kondisi curah hujan tinggi dan sebagian tanah tidak lagi mampu menyerap air dengan baik serta perubahan penggunaan tanah. Untuk mengurangi risiko bencana, banyak hal yang dapat dilakukan, yakni dengan persiapan mitigasi bencana, pengelolaan organisasi, dan menjaga daerah hulu sebagai kawasan resapan air.
Sementara itu, Lies Rahayu W.F., anggota peneliti PSBA, lebih menyoroti pentingnya gerakan pendidikan kebencanaan agar ancaman bencana dapat diatasi dan risiko bencana dapat diminimalkan. Dalam implementasinya, hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan bermacam media, berupa audio (siaran radio), visual (poster, leaflet, booklet, buku saku, dan berita surat kabar), dan audio visual (siaran televisi). (Humas UGM/Gusti Grehenson)

BENCANA BANJIR DI LUAR NEGERI

Banjir Kaifeng - 1642, Cina (Korban tewas: 300)

Kaifeng, di masa kini.

Kaifeng, sebuah kota di provinsi Henan bagian utara, RRC, berlokasi di sepanjang tepian selatan Yellow River dihantam banjir dahsyat yang di sengaja dibuat oleh pasukan Kaisar Ming untuk mencegahnya di ambil alih oleh petani pemberontak pimpinan Li Zicheng. Setengah dari 600.000 ribu penduduk Kaifeng tewas akibat tersapu banjir dan juga karena kelaparan dan wabah penyakit yang menyertainya. Peristiwa ini tercatat merupakan sebuah strategi perang paling mematikan dalam sejarah (termasuk dalam genocide sistematis) dan kedua terbesar menelan korban manusia pada masanya.
Banjir ini juga mengakhiri masa emas kaum Yahudi yang dikatakan pernah mendiami Cina antara tahun 1300 hingga 1642. Menjelang bencana banjir ini populasi Yahudi di Cina sudah mencapai 5000, kebanyakan di Kaifeng.

Selasa, 29 November 2011

BANJIR DI CIHAURBEUTI TASIKMALAYA


salah satu banjir yang terjadi di daerah Tasikmalaya.

GAMBAR WILAYAH YANG TERENDAM BANJIR

Gambar wilayah yang terendam banjir yang di foto dari atas.

PETA WILAYAH RAWAN BANJIR DI JAKARTA


Pos Kota Online sempat mencatat lokasi rawan banjir di jakarta, antara lain,
Jakarta Timur.
1. Jalan DI Pandjaitan.
2. Underpass Cawang.
3. Jalan Perintis Kemerdekaan,
4. Jalan Kolonel Sugiono.
Jalan Asem Baris Kampung Melayu.
Jakarta Pusat.
1. Lampu merah Coca-cola.
2. Stasiun Tanah Abang.
3. Petamburan.
4. Jalan Letjen Suprapto.
5. Kolong Landmark (Dukuh Atas).
Jakarta Utara.
1. Lampu merah Podomoro.
2. Lampu Merah Plumpang.
3. Sunter Jaya.
4. Cilincing KBN
5. Jalan Yos Sudarso.
Jakarta Barat.
1. Jalan Daan Moqot.
2. Puri Kembangan.
3. Depan Kantor Walikota Jakbar.
4. Citraland arah Cengkareng.
5. Pos Pengumben.
Jakarta Selatan.
1.Jalan Bangka.
2. Jalan Kalibata, Jalan Dewi Sartika (Jembatan Ciliwung).
3. Jalan Gatot Subroto Depan Pajak.
4. Kompleks Polri Pondok Karya.
5. Pondok Karya, Jalan Bangka.
Bekasi.
1. Jalan Cikroaminoto.
2. Jalan Raden Fatah.
3. Jatiwaringin Pondok Gede.
Tangerang.
1. Jalan Karang Mulya.
2. Puri Kartika Lama.
Depok.
1. Beji.
2. Sukma Jaya.

hati-hati dengan banjir yang datang tiba-tiba seperti video diatas ini !